Memanusiakan Manusia
Manusia dan Cinta Kasih
Cinta, pengertiannya sama dengan kasih
sayang sehingga kalau seseorang mencintai orang lain, artinya orang tersebut
berperasaan kasih sayang atau berperasaan suka terhadap orang lain tersebut.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, demikian pula
cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga
manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang
teguh pada syariat-Nya.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan
diri dalam berbagai bentuk, mulai dari seseorang yang mencintai dirinya,
istrinya, anaknya, hartanya dan Tuhannya. Bentuk cinta ini melekat pada diri
manusia yang kadarnya bisa berubah menurut situasi dan kondisi yang
mempengaruhinya. Berbagai bentuk cinta dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Cinta diri
Cinta diri erat hubungannya dengan menjaga diri. Cinta kepada diri sendiri
perlu diimbangi pula dengan cinta terhadap orang lain untuk berbuat baik.
b) Cinta kepada sesama
manusia
Motivasi seseorang mencintai sesama manusia, menurut presepsi sosiologis
disebabkan karena manusia itu merupakan makhluk sosial.
c) Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual, cinta seksual merupakan
bagian dari kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerja sama antara suami dan istri.
d) Cinta kebapakan
Hal ini tampak dalam cinta bapak terhadap anaknya karena ia merupakan
sumber kesenangan dan kegembiraan dalam hidupnya, sumber kekuatan dan
kebanggaan,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dalam
kehidupan.
e) Cinta kepada Allah SWT
Puncak cinta manusia yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cinta
dan kerinduannya kepada Allah. Tidak hanya sholat, pujian dan doanya ditujukan
kepada Allah, tetapi semua tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah
dengan mengharapkan penerimaan ridla-Nya.
f)
Cinta kepada Rasul (Nabi Muhammad SAW)
Hal ini disebabkan karena rasul bagi kaum muslimin merupakan contoh ideal
yang sempurna baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur
lainnya dan juga merupakan suri teladan yang mengajarkan Al-Qur’an dan
kebijaksanaan.
g) Cinta kepada orang tua
Cinta kepada ibu-bapak
dalam ajaran agama Islam sangat mendasar, menentukan ridla tidaknya Tuhan
kepada manusia.
Manusia dan Keindahan
Keindahan dari kata “indah”, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Kawasan keindahan manusia sangat
luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial, dan budaya. Keindahan merupakan bagian kehidupan manusia
yang tidak dapat dipisahkan di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun.
o Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Unsur-unsur yang berada di dalam hasil suatu karya turut menentukan kadar
estetika yang ditampilkan.
o Makna Keindahan
Berikut beberapa persepsi tentang keindahan:
a. Keindahan adalah sesuatu
yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat. (Tolstoy)
b. Keindahan adalah
keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling
berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau “beauty
is an order of parts in their manual relation and in their relation to the
whole. (Baumgarden)
c.
Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral
tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
(Sulzer)
d. Keindahan dapat terlepas
sama sekali dari kebaikan. (Winchelman)
e.
Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi
yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan.
Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik. (Shaftesbury)
f.
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang. (Hume)
g.
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu
adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan
pengalaman yang menyenangkan. (Hamsterhuis)
Bertolak dari berbagai pendapat tersebut sebenarnya kita dapat menempatkan
pada kelompok-kelompok tersendiri sesuai dengan berbagai pendapat yang ada,
yaitu sebagai berikut:
a) Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya
Dalam hal ini ada 2
pengertian keindahan, yaitu:
1)
Keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya
sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.
2)
Keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi
subyek yang melihat dan menghayatinya.
b) Pengelompokan pengertian
keindahan dengan berdasar pada cakupannya
Bertitik tolak dari
landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak (beauty) dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah
(the beautiful).
c) Pengelompokan pengertian
keindahan berdasar luas-sempitnya
Dalam pengelompokan ini
kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti
estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas menurut
The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Sementara itu, keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Adapun keindahan dalam arti
terbatas mempunyai arti yang lebih sempit lagi, yaitu hanya menyangkut
benda-benda yang dapat diserap melalui penglihatan, atau hanya berupa keindahan
bentuk dan warna.
Manusia dan Penderitaan
Kata penderitaan berasal dari kata “derita” (dhra dalam bahasa
Sansekerta), artinya: menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan,
baik itu secara lahir maupun batin. Penderitaan tidak pernah dipisahkan dari
kehidupan manusia, yang berupa keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kepanasan,
dan lain-lain. Penderitaan ini bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.
Penderitaan datang dan pergi tidak pandang bulu. Untuk itulah manusia harus
bekerja keras agar terlepas dari penderitaan.
a) Penderitaan sebagai
fenomena universal
Penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal ruang dan waktu, dapat
terjadi pada kehidupan masa lalu, kini, dan masa yang akan datang. Selain itu
juga dapat menimpa siapapun.
b) Penderitaan sebagai anak
penguasaan
Penderitaan yang terjadi
tidak jarang justru disebabkan oleh faktor manusia sendiri. Penderitaan manusia
yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainnya. Ini semua sulit
terbantahkan, karena penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan.
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penderitaan:
·
Siksaan
Berbagai bentuk siksaan
antara lain, yaitu bisa berupa siksaan di dunia dan siksaan setelah berada di
alam baka. Adapun bentuk siksaan di dunia dapat berupa bencana alam, siksaan
hati, siksaan badan, penyakit, dan lain-lain.
·
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa
yang tidak enak bagi si penderita. Penderitaan yang berupa rasa sakit dan
siksaan merupakan satu rangkaian peristiwa yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Karena adanya siksaan dan rasa sakit membuat orang menjadi menderita. Dalam
pengalaman sehari-hari manusia dikenal adanya tiga macam rasa sakit, yaitu
sakit hati, syaraf atau jiwa, dan sakit fisik.
·
Neraka
Jika manusia mengingat
akan dosa maka terbayanglah neraka, sehingga terlintas dalam alam pikiran
manusia adanya siksaan, rasa sakit, dan penderitaan yang hebat. Hal ini
menandakan bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan mempunyai
hubungan sebab-akibat yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia masuk neraka
karena dosa, maka jika berbicara tentang dosa berarti berkaitan juga dengan
kesalahan.
Manusia dan Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan
keawajiban. Berbicara tentang keadilan pada dasarnya tidak bisa terlepas dari
kata “hak” dan “kewajiban”. Berdasarkan etis, manusia dituntut tidak hanya
menuntut hak dan melupakan kewajiban. Karena jika manusia hanya menuntut akan
hak, sikap dan tindakannya akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang
lain. Sebaliknya, jika manusia hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut
haknya maka akan mudah diperbudak atau diperas orang lain. Dengan demikian,
keadilan itu diperlukan untuk bisa membedakan mana yang hak dan mana yang
kewajiban. Berdasarkan macamnya keadilan dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. Keadilan legal.
b. Keadilan distributif.
c. Keadilan komunikatif.
Tokoh-tokoh filsafat seperti Plato dan Aristoteles juga tidak mau
ketinggalan melontarkan konsep keadilan. Plato pernah mengatakan bahwa keadilan
dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan
menjaga kesatuannya. Sedangkan, Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan
terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, dan hal-hal
yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama pula .
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan Keadilan:
o Kejujuran
Jujur Jujur atau kejujuran berarti apa
yang dikatakan seseorang akan sesuai dengan hati nuraninya. dapat pula
diartikan seseorang yang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh agama dan hukum.
Setiap orang hendaknya bisa belajar bersikap jujur karena kejujuran
mendatangkan ketentraman hati, menghilangkan rasa takut, membuat orang tegas,
dan yang paling penting mendatangkan keadilan.
o Kecurangan
Kecurangan artinya apa yang dikatakan
tidak sesuai dengan hati nurani. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi
serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar
dianggap sebagai orang yang paling hebat, dan senang apabila masyarakat di
sekelilingnya hidup menderita.
o Keutamaan Nama Baik
Nama baik berhubungan dengan perilaku baik,
yang identik dengan kebenaran dan terpuji, sehingga tidak tercela semasa
hidupnya. Tingkah laku atau perbuatan baik dengan nama baik pada hakekatnya
sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
a. Manusia menurut sifat
dasarnya adalah makhluk bermoral;
b. Ada aturan-aturan yang
berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri
sebagai pelaku moral tersebut.
Nama baik ini harus dipertahankan,
sehingga jika terjadi pencemaran nama baik maka perlu pemulihan nama baik. Pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa yang diperbuatnya
selama ini tidak sesuai dengan akhlak. Untuk memulihkan nama baiknya, seseorang
harus bertaubat dan meminta maaf.
o Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan yang serupa. Pembalasan bisa bersifat positif atau negatif.
Dalam pergaulan bisa terjadi pembalasan, pergaulan yang bersahabat akan
mendapatkan balasan yang bersahabat.
Puisi
1. Manusia dan Cinta Kasih
Curahan Isi Hati
Waktu terus berjalan
Detik demi detik, Menit demi menit dan bahkan hari pun telah berganti
Kini hanya lewat mimpi kita bisa bertemu
Dulu setangkai mawar telah kutanam di kebun hatimu
Dengan semua cinta dan kasih sayangku
Agar kau tau betapa besarnya cintaku padamu
Namun, kini semuanya telah berubah
Semenjak ada pengacau itu, kau mengacuhkanku
Menghiraukanku
Dan tidak memperdulikanku lagi
Bahkan, kau membiarkan bunga mawar yang kutanam itu layu
Disaatku merindukanmu, kau tak sadar akan hal itu
Disaatku terjatuh, kau bersenang-senang dengannya
Hanya waktu yang melihat itu semua
Dan tak seorang pun mengetahuinya
Biarkan angin bertiup sangat kencang
Membawa semua kerinduan yang ada dalam bayanganku
Tak ada lagi ingatan semua tentangmu
Biar waktu yang membuat itu semua hilang
Ungkapan isi hati ini
Ku curahkan jadi puisi
Ku harap kau mengerti
2. Manusia dan Keindahan
Indahnya Alamku Tak Seperti Egomu
Indahnya alam negeriku
Laut yang membentang luas nan biru
Hutan yang lebat mengelilingimu
Langit pun tersenyum melihatmu
Namun ketika senja datang
Hewan hewan berlarian
Burung burung berterbangan
Ada apa gerangan?
Tiba tiba muncul sosok merah di dalam hutan
Satu persatu pohon mulai runtuh
Tanah pun menjadi hitam karnanya
Asap mulai bermunculan dimana mana
Kemanakah mereka yang membuatmu seperti ini?
Akankah mereka bersedia untuk menemanimu?
Atau hanya duduk manis dirumah dan melihatmu di televisi
Mungkin hanya tanah hitam dan kabut itu yang setia menemanimu
3. Manusia dan Penderitaan
Penderitaan Si Miskin
Para petinggi merebutkan harta
Antara si miskin dan si kaya tampak berbeda kasta
Yang lemah semakin tertindas tak berdaya
Dan yang kuat semakin berkuasa
Tak ada lagi cerita dalam membantu sesama
Hanya ego lah yang menguasai diri
Koruptor pun kini merajalela
Tanpa peduli akan rakyat jelata
Kolong jembatan kini sesak akan penghuni
Kardus - kardus itu bagaikan kasur nyaman
Tak peduli akan dinginnya angin malam
Bahkan terkadang harus melawan dinginnya hujan.
Sementara itu manusia berdasi berebut kursi
Duduk manis dengan perut buncitnya
Menghiraukan semua janji – janji
Harta si miskin pun terus menerus digali
Inikah kewarasan dari negeri nan elok
Dihuni oleh tikus - tikus berdasi
Sudah puaskah anda rampas harta kami
Kami hanya terdiam sampai menunggu keajaiban
4.Manusia dan Keadilan
Keadilan yang musnah
Disaat yang benar di salahkan
Disaat yang menang di kalahkan
Disaat yang lurus di belokkan
Disaat yang tiada di ada-ada
Terkadang hidup tidaklah mudah
Salah bisa menjadi benar
Di saat benar justru menjadi salah
Ntah siapa yang akan di benarkan
Saling tuduh saling menyalahkan
Siapa yang lemah dia yang kalah
Semakin banyak uang semakin menang
Ntah siapa yang ingin di benarkan
Masalah besar yang selalu menjadi kecil
Dan masalah kecil yang berujung dengan sangat besar
Orang kecil yang semakin salah
Dan orang besar lah yang selalu mendapat kebenaran
Dimanakah keadilan itu berada ?
Mungkin kah sudah tidak lagi ada ?
Semoga kalian sadar
Dan kembali pada hal yang benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar