Senin, 06 Juli 2020

5G



ABSTRAK

Indonesia saat ini tengah memasuki era teknologi 4G dimana secara global teknologi ini telah dikomersilkan sejak tahun 2009. Melihat pengalaman implementasi teknologi seluler dari 1G sampai dengan 4G di Indonesia yang selalu  terlambat, maka kajian ini diharapkan dapat menjadi awal persiapan Indonesia  dalam menghadapi teknologi 5G dengan mengidentifikasi teknologi seluler saat ini dengan gambaran umum industri telekomunikasi di Indonesia saat ini. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui FGD dan wawancara mendalam kepada regulator, operator, vendor, serta akademisi. Dalam kajian ini didapatkan bahwa Indonesia perlu memetakan key requirement 5G yang sesuai dengan kondisi di Indonesia sehingga dapat disusun roadmap 5G Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi seluler di Indonesia saat ini telah memasuki era 4G dimana jaringan pita lebar 4G LTE “tahap pertama” di Indonesia telah diterapkan di pita frekuensi 900 MHz di akhir tahun 2014 dan akan dilanjutkan pada “tahap kedua” pada pita frekuensi 1800 MHz di kuartal pertama tahun 2015 berdasarkan keterangan dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. Meskipun teknologi telekomunikasi berkembang dengan sangat pesat, masih terdapat tantangan terhadap peningkatan permintaan kecepatan akses data berikut dengan kehandalan dari layanan dimana teknologi 4G pun tidak dapat memenuhi dan hal ini yang memacu adanya penelitian terhadap teknologi terkini untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa negara telah memulai mengkaji kemungkinan penerapan teknologi 5G dengan membentuk konsorsium ataupun working project seperti METIS, 5GNOW, dan lain-lain dimana working project tersebut merupakan gabungan dari beberapa vendor telekomunikasi beserta akademisi dan regulator yang bersama-sama berusaha menemukan teknologi yang dapat memenuhi persyaratan sebagai teknologi generasi ke 5.
Pada kongres MWC (Mobile World Congress) 2015 di Barcelona yang dihadiri oleh perwakilan dari regulator, operator telekomunikasi dan juga vendor dari seluruh dunia, memastikan bahwa teknologi 5G saat ini masih dalam tahap key requirements dan masing-masing berlomba untuk dapat memenuhi visi teknologi 5G yang diharapkan, namun dapat dipastikan teknologi ini akan diluncurkan pada tahun 2020.
Teknologi 5G diprediksikan memiliki kecepatan data sampai dengan 10 Gbit/s, berlipat dari generasi sebelumnya. Setiap perkembangan teknologi memerlukan persiapan dalam implementasi baik dalam persiapan regulasi, kesiapan industri dan lain-lain. Saat ini Indonesia baru saja memasuki tahap teknologi 4G sehingga teknologi 5G akan terlihat sangat jauh sekali, meskipun begitu tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi 5G akan datang baik Indonesia siap ataupun tidak, oleh karena itu kajian ini diselenggarakan untuk membantu menggambarkan kondisi Indonesia saat ini dan diharapkan dapat memberikan masukan dalam menentukan langkah dan roadmap 5G Indonesia ke depan Melihat pengalaman implementasi teknologi seluler dari 1G sampai dengan 4G di Indonesia yang selalu terlambat, maka dalam menghadapi era teknologi seluler 5G yang diperkirakan akan di implementasikan pada tahun 2020, kajian awal ini dilakukan untuk melihat “Bagaimana kondisi Indonesia dalam perkembangan teknologi 5G”.
Sebagai sebuah kajian awal, langkah pertama adalah melihat seluruh gambaran besar teknologi telekomunikasi dan melihat dimana posisi Indonesia saat ini. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kelebihan, kelemahan, peluang dan tantangan teknologi 5G apabila diadopsi di Indonesia.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan 5G
2.      Siapa Penemu dan pengembang 5G
3.      Bagaimana Cara Kerja 5G
4.      Kelebihan dan Kekurangan 5G

1.3    TUJUAN
Mengetahui dan memahami tentang jaringan 5G, penemu dan pengembang teknologi 5G dan cara kerja 5G serta kelebihan dan kekurangan pada teknologi 5G.

2.1    DEFINISI[1]
            Dalam teknologi 5G, data akan dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio akan terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda. Setiap frekuensi disiapkan untuk tipe komunikasi yang berbeda, seperti aeronautical dan sinyal navigasi maritim, siaran televisi, dan mobile data.
Penggunaan frekuensi-frekuensi ini diregulasikan oleh International Telecommunication Union (ITU). ITU telah merestrukturasi bagian-bagian gelombang radio secara komprehensif untuk mentransmisikan data sambil mengembangkan teknologi komunikasi yang sudah ada termasuk 4G dan 3G.
Terdapat beberapa konsep yang menjadi tujuan utama dari teknologi 5G, yaitu:
1. Kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G.
2. Memiliki transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu mili detik
3. Dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah tangga.


Fitur Utama 5G
Bisa dibilang, fitur dan kegunaan 5G jauh beyond expectation. Dengan kecepatan yang sangat tinggi, cukup potensial untuk mengubah makna keunggulan ponsel.
Dengan sederet fitur inovatif tersebut, sekarang smartphone bisa setara dengan laptop. Kita bisa menggunakan koneksi internet broadband; fitur penting lainnya yang mempesona orang adalah pilihan game yang lebih banyak, pilihan multimedia yang lebih luas, konektivitas di mana-mana, waktu respon lebih cepat, dan suara berkualitas tinggi dan video HD dapat ditransfer ke ponsel lain tanpa mengorbankan kualitas audio dan video.

2.2  PENEMU DAN PENGEMBANG 5G[2]  
            Pengembangan jaringan 5G di dunia sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2008. Korea Selatan telah melakukan riset mengenai jaringan ini untuk teknologi komunikasi selulernya. Pada 2008 juga, NASA membentuk sebuah kerjasama dengan perusahaan bernama Machine-to-Machine Inteligence (M2Mi) Corp. Kerjasama ini kemudian bertujuan untuk mengembangkan teknologi jaringan 5G secara khusus.

Verizon Merilis Jaringan 5G Pertama Secara Komersil

 

source: androidauthority.com
Dan empat tahun setelah awal mula riset mengenai jaringan 5G dilakukan, tepatnya pada tahun 2012 New York University membentuk NYU Wireless. NYU Wireless adalah sebuah badan riset yang ditujukan untuk mengembangkan jaringan 5G secara nirkabel. Namun meski telah dikembangkan lebih dari sepuluh tahun yang lalu, teknologi ini baru bisa diakses secara komersil oleh Verizon pada Oktober 2018.
Pada sebuah kesempatan, Cristiano Amon, President Qualcomm menyatakan bahwa kita tidak perlu lagi membayangkan bagaimana jaringan 5G itu. Menurutnya jaringan 5G itu sendiri sudah tersedia dan berada disekeliling ktia. Setelah percobaan dan tes yang sudah dilakukan secara beberapa kali sejak pertama dikembangkan, jaringan 5G diperkirakan bisa mulai diakses pada semester awal 2019.
Adaptasi pada jaringan 5G bahkan diperkirakan bisa lebih cepat daripada ketika jaringan 4G pertama kali diperkenalkan sebelumnya. Hal ini karena perkembangan dunia teknologi sekarang yang sudah menitikberatkan pada teknologi Augmented dan Virtual Reality. Kemudian koneksi antara mobil dan smart home yang membutuhkan koneksi antara mesin tanpa lag.
Meski jaringan 5G tidak melulu menitikberatkan pada aplikasinya pada smartphone. Namun tidak bisa dipungkiri juga, karena jaringan selalu identik dengan telekomunikasi. Smartphone adalah titik tolak awal dimana aplikasi jaringan 5G digunakan.
Berbicara soal jaringan 5G di Indonesia, tentunya semua akan mengacu pada satu perangkat terlebih dahulu, yakni handphone. Tidak salah memang berasumsi ini mengingat perangkat yang paling banyak digunakan untuk mengakses jaringan Internet adalah perangkat mobile dan seluler. Dan faktanya memang, sejak jaringan 5G mulai dikembangkan, pun demikian dengan perangkat-perangkat yang akan bisa mengaksesnya.
 source: businessinsider.com
Samsung menjadi yang terdepan dalam persaingan ini dengan kerjasamanya dengan Verizon dan AT&T. Rencananya kerjasama ini akan menghasilkan dua jenis handphone 5G. Pada gelaran CES 2019, Samsung juga mengkonfirmasi bahwa mereka akan merilis smartphone dengan teknologi jaringan 5G pada musim panas 2019 ini. Prototype smartphone 5G milik Samsung ini juga dipertontonkan pada acara yang sama.
Namun disisi lain, OnePlus akan menjadi salah satu yang pertama dalam merilis perangkat 5G dengan menggunakan prosesor Snapdragon 855. Sedangkan Apple, dikabarkan akan menunggu hingga tahun 2020 untuk merilis smartphone 5G. Pihak Apple memiliki pertimbangan menunggu 5G bisa tersedia secara luas.

2.3 CARA KERJA 5G[3]


Dalam waktu dekat, 5G akan benar-benar mengubah cara orang menggunakan dan berkomunikasi dengan teknologi. Ini bahkan akan mengubah cara di mana teknologi yang berbeda saling berkomunikasi satu sama lain. Semua ini akan berlangsung lebih cepat dan lebih handal daripada sebelumnya. Akibatnya, unduhan akan berlangsung dengan kecepatan kilat, kendaraan otonom akan lebih aman berkat waktu reaksi yang lebih cepat, dan industri akan berubah dengan cara baru untuk menghubungkan mesin dan stok.

Rahasia kecepatan super cepat 5G, latensi yang sangat rendah dan konektivitas yang tak tertandingi terletak pada tiga teknologi utamanya: eMBB (enhanced Mobile Broadband), URLLC (Ultra Reliable & Low Latency Communications) dan mMTC (massive Machine-Type Communications).
       


            eMBB (enhanced Mobile Broadband): Ini adalah teknologi yang memungkinkan pengguna mengunduh film berdurasi panjang definisi tinggi 15GB dalam waktu 6 detik. Itu jauh lebih cepat dari 4 menit yang saat ini dibutuhkan untuk mengunduh film yang sama pada koneksi 4G.

Dengan eMBB, sejumlah besar data dapat ditransmisikan pada kecepatan yang jauh lebih tinggi. Jaringan 5G dapat menghadirkan kecepatan transmisi data puncak hingga 20Gbps (2,5GB data ditransmisikan per detik).

URLLC (Ultra Reliable & Low Latency Communications): Tujuannya dengan kendaraan otonom adalah selalu membuat pengalaman berkendara seaman mungkin. Berkat URLLC, tabrakan kendaraan otonom akan cenderung lebih jarang terjadi pada era 5G, karena untuk penundaan sinyal hanya satu milidetik (ms), sehingga dengan demikian mobil hanya akan bergerak beberapa sentimeter sebelum berhenti saat bahaya terdeteksi. Ini adalah lompatan besar dari 4G sebelumnya, dimana jarak yang ditempuh mobil sebelum berhenti begitu bahaya terdeteksi adalah sepanjang satu meter.

URLLC menjanjikan jaringan yang stabil dan latensi serendah mungkin untuk memulai konektivitas. (Semakin rendah latensi - diukur dalam milidetik - semakin baik kinerja jaringan.) Ini akan memungkinkan latensi satu milidetik antara perangkat pengguna dan jaringan, dibandingkan dengan puluhan milidetik saat ini. Ini juga sangat berguna untuk layanan yang memerlukan korespondensi jaringan real-time, seperti remote control dari robot, dan game interaktif yang berlangsung real-time.

mMTC (massive Machine-Type Communications): Teknologi ini menetapkan fondasi untuk masa depan yang dijalankan dengan IoT (Internet of Things) dimana sebagian besar perangkat digital akan terhubung. 5G akan mendukung mMTC, yang memungkinkan mesin (sampai satu juta perangkat dalam area seluas satu kilometer persegi) untuk berkomunikasi satu sama lain dengan keterlibatan manusia yang minim sekali.

mMTC juga akan mendukung berbagai aplikasi industri. Misalnya, modifikasi proses manufaktur berdasarkan permintaan real-time dari konsumen akan dimungkinkan melalui modul koneksi 5G yang dimasukkan ke dalam peralatan pabrik. Selanjutnya, organisasi persediaan akan ditingkatkan sementara kerusakan produk akan berkurang, berkat kemampuan belajar robot yang ditingkatkan yang terhubung melalui 5G.

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 5G[4]

2.4.1 Kelebihan Teknologi 5G
Ada beberapa keuntungan dari teknologi 5G, beberapa diantaranya telah ditunjukkan pada gambar Ericsson di atas, dan banyak lagi seperti dijelaskan di bawah ini:
1.    Resolusi tinggi dan bentuk bandwidth yang besar dan bi-directional.
2.    Teknologi untuk mengumpulkan semua jaringan pada satu platform.
3.    Lebih efektif dan efisien.
4.    Teknologi untuk memfasilitasi alat pengawasan pelanggan untuk tindakan yang cepat.
5.    Kemungkinan besar, akan memberikan data penyiaran yang besar (dalam Gigabit), yang akan mendukung lebih dari 60.000 sambungan.
6.    Mudah dikelola dengan generasi sebelumnya.
7.    Teknologi suara untuk mendukung layanan heterogen (termasuk jaringan pribadi).
8.    Mungkin untuk menyediakan seragam, tanpa gangguan, dan konektivitas yang konsisten di seluruh dunia.
Beberapa keuntungan lain untuk khalayak umum
1.    Layanan paralel multiple, seperti Anda dapat mengetahui cuaca dan lokasi saat berbicara dengan orang lain.
2.    Anda dapat mengontrol PC Anda lewat smartphone.
3.    Proses belajar mengajar akan lebih mudah – Murid yang berada di belahan bumi lain dapat mengikuti pelajaran.
4.    Pengobatan akan menjadi lebih mudah dan hemat – Dokter dapat mengobati pasien yang berada di tempat terpencil di dunia.
5.    Monitoring akan lebih mudah – Organisasi pemerintah dapat memonitor setiap bagian dari dunia. Memungkinkan untuk mengurangi tingkat kejahatan.
6.    Memvisualisasikan alam semesta, galaksi, dan planet-planet akan menjadi mungkin.
7.    Memungkinkan untuk menemukan dan mencari orang yang hilang.
8.    Memungkinkan mendeteksi bencana alam termasuk tsunami, gempa bumi dan lain-lain lebih cepat.
2.4.2 Kekurangan Teknologi 5G
Ibarat dua mata pisau, teknologi memiliki tak hanya kelebihan tetapi juga kekurangan. Nah, teknologi 5G termasuk diantaranya. Meskipun teknologi ini diteliti dan dikonsep untuk menyelesaikan semua masalah sinyal radio dan kesulitan dunia mobile, namun karena beberapa alasan keamanan dan kurangnya kemajuan teknologi di sebagian besar wilayah geografis, teknologi ini juga tak lepas dari kekurangan. Di bawah ini adalah beberapa diantaranya:
1.    Teknologi ini masih dalam proses dan penelitian.
2.    Kecepatan yang dijanjikan teknologi terasa sulit untuk dicapai (di masa depan, mungkin) karena masih kurangnya dukungan teknologi di sebagian besar belahan dunia.
3.    Banyak dari perangkat lama tidak akan kompeten untuk 5G, karena semuanya perlu diganti dengan yang baru – sesuatu yang tidak murah.
4.    Mengembangkan infrastruktur membutuhkan biaya tinggi.
5.    Keamanan dan masalah privasi belum diselesaikan

BAB 3 PENUTUP

Jaringan teknologi 5G merupakan Jaringan Internet 5G yang memiliki kecepatan internet yang tinggi dengan lancar. Selain itu, dengan Teknologi Jaringan Internet 5G, pengguna mampu melakukan download video hingga 800 MB dalam waktu sedetik saja. Konsep Telepon seluler 5G adalah sebuah konsep teknologi yang akan memiliki software yang mendefinisikan skema radio dan modulasi seperti halnya skema pengontrol kesalahan terbaru ( New Error-Control Schemes ) yang dapat didownload melalui internet. Pengembangan ini terlihat sudah menuju ke arah pengguna koneksi sebagai fokus dari konsep Telepon seluler 5G ini. Koneksi tersebut mampu mengakses ke teknologi nirkabel yang berbeda pada waktu yang sama dan koneksi mampu menggabungkan arus yang berbeda dari teknologi-teknologi yang berbeda pula. Dalam teknologi 5G, setiap jaringan akan bertanggung jawab dalam menangani pergerakan pengguna, sementara koneksi akan menentukan pilihan terakhirnya antara nirkabel yang berbeda dan penyedia layanan jaringan akses seluler untuk pelayanan tertentu. Pilihan tersebut akan didasarkan pada middleware yang terpasang di telepon seluler.

DAFTAR PUSTAKA

[1]   Inixindo Jogja., Menyambut Teknologi 5G.” https://inixindojogja.co.id/menyambut-teknologi-5g/, 2020. Tanggal Akses: 6 Juli 2020.

[2]   DomaiNesia., “Jaringan 5G di Indonesia, Kapan Bisa Mulai Dinikmati?https://www.domainesia.com/berita/jaringan-5g-di-indonesia-kapan-dinikmati/, 2020. Tanggal Akses: 6 Juli 2020.

[3]   Tizen indonesia., “Bagaimana cara kerja 5G”., https://www.tizenindonesia.org/2018/02/bagaimana-cara-kerja-5g.html, 2020. Tanggal Akses: 6 Juli 2020.

[4]   Telko., Kelebihan dan Kekurangan 5G https://telko.id/kelebihan-dan-kekurangan-5g-4229/amp/, 2020. Tanggal Akses: 6 Juli 2020.


Minggu, 26 April 2020

Klasifikasi Multimedia


ABSTRAK

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan, melalui saluran atau perantara tertentu, ke penerima pesan. Di dalam proses belajar mengajar pesan tersebut berupa materi ajar yang disampaikan oleh dosen/guru, sedang saluran atau perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan/materi ajar adalah media pembelajaran atau disebut juga sebagai media instruksional. Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah untuk : (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, (3) menghilangkan sikap pasif pada subjek belajar, (4) membengkitkan motivasi pada subjek belajar. Untuk mendapatkan gambaran yang agak rinci tentang macam-macam media pembelajaran, perlu diadakan pembahasan seperlunya tentang taksonomi media pembelajaran.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Media pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk mempermudah guru dalam menyampaikan informasi pada siswa. Karena sangat membantu dalam proses  belajar-mengajar. Beberapa ahli mengklasifikasikan media pembelajaran dengan berbagai klasifikasi.
Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.
Dari batasan yang telah disampikan oleh para ahli mengenai media, dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media, selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dan kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.
Oleh karena itu melalui makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli yang dihadapi.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Klasifikasi Multimedia berdasarkan ISO93a.
2.      Klasifikasi Multimedia menurut para ahli
3.      Jenis dan Karakterstik klasifikasi Multimedia Pembelajaran

1.3    TUJUAN
Mengetahui dan memahami klasifikasi multimedia secara umum dan menurut para ahli serta karakteristiknya.

BAB II
PEMBAHASAN


A.     Media (berdasar ISO93a) dapat diklasifikan menjadi beberapa kriteria :[1]

1. Perception Medium
      Perception media membantu manusia untuk merasakan lingkungannya
      “Bagaimana manusia menerima informasi pada lingkungan komputer?”
      Persepsi informasi melalui penglihatan atau pendengaran
      Perbedaan persepsi informasi melalui “melihat” dan “mendengar”
      Aspek pada perception medium :
                     i.        Aspek Representative Space: sesuatu yang terkandung dalam presentasi secara nyata
     Kertas, layar
     Slide show, power point
                    ii.        Aspek Representative Values: nilai-nilai yang terkandung dalam presentasi
     Self contained (interpretasi tiap orang berbeda), misal:
     suhu, rasa, bau
     Predefined symbol set (sudah disepakati sebelumnya), misal: teks, ucapan, gerak tubuh
                   iii.        Aspek Representation Dimension
     Ruang (space)
     Waktu (time) : 1. time independent, discreet (text, grafis)
2. time dependent , continuous media (video, audio, sinyak dari sensor yang berbeda)

2. Representation Medium
a.    Representation media ditentukan oleh representasi informasi oleh komputer
b.    “Bagaimana informasi pada komputer dikodekan?” Menggunakan berbagai format untuk merepresentasikan informasi. Contoh :
     Text : ASCII dan EBCDIC
     Grafis : CEPT atau CAPTAIN videotext
     Audio stream
     Image
     Audio/video

3. Presentation Medium
      Tool dan device yang digunakan untuk proses input dan output informasi
      “Melalui edia apa informasi disajikan oleh komputer, atau dimasukkan ke komputer?”
     Output : kertas, layar, speaker
     Input : keyboard, mouse, kamera, microphone

4. Storage Medium
      Pembawa data yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi (tidak terbatas pada komponen komputer)
      “Dimanakah informasi akan disimpan?” microfilm, floppy disk, hard disk, CD ROM, DVD, MMC, SDCard

5. Transmission Medium
      Pembawa informasi yang memungkinkan terjadinya transmisi data secara kontinyu (tidak termasuk media penyimpanan)
      “Melalui apa informasi akan ditransmisikan?” melalui jaringan, menggunakan kabel (coaxial, fiber optics), melalui udara terbuka (wireless)

6. Information Exchange Medium
      Pembawa informasi untuk transmisi, contoh : media penyimpanan dan media transmisi
      “Bagaimana informasi dari tempat yang berbeda saling dipertukarkan?” direct transmission dengan jaringan komputer, combined (storage dan transmission media), web yang berisi informasi, e-book, forum


B.      Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Ahli[2]

Setyosari & Sihkabuden (2005) mengemukakan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri fisik sebagai berikut:
a.    Media pembelajaran dua dimensi.
Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi, memiliki panjang dan lebar, dan media pembelajaran dua dimensi hanya bisa diamati dari satu arah pandangan saja. Contohnya: peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b.    Media pembelajaran tiga dimensi.
Yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. Contohnya: meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan lain-lain.
c.    Media pandang diam.
Yaitu media yang menggunakan media proyeksi dan hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Contohnya: foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.

Sulaiman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan presepsi indra, sebagai berikut :
a.    Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette, tape recorder, dan radio.
b.    Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c.    Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d.    Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e.    Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi
f.     Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.

 R. Murry Thomas mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Thomas menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut.
a.    Pengalaman langsung (the real life experiences). Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (first hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b.    Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences). Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.
c.    Pengalaman dari kata-kata (words only). Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.

Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya, sebagai berikut :
a.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. Contohnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serta laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok. Contohnya  film dan slides.
c.    Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Contohnya televisi, radio, dan lain-lain.

Rudy Bretz mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan unsur pokoknya, ia mengklasifikasikan berdasarkan suara, visual (berupa gambar, garis dan simbol), dan gerak. Ia juga membedakan antara media siar (telecomunication) dan media rekam (recording). Menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjadi 8 bagian, yaitu:
a.      Media audio-visual gerak.
b.      Media audio visual diam.
c.      Media audio semi gerak.
d.      Media visual gerak.
e.      Media visual diam.
f.       Media semi gerak.
g.      Media audio, dan
h.      Media cetak

Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching”, mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar. Dalam kerucut pengalaman Dale, jenjang pengalaman disusun secara urut menurut tingkat kekongkritan dan keabstrakkannya. Pengalaman yang paling kongkrit diletakkan pada dasar kerucut dan semakin ke puncak pengalaman yang diperoleh semakin abstrak. Berikut kerucut pengalaman dale :
Kerucut Pengalaman Dale.
Azhar Arshad (2006). Klasifikasi media pembelajran tidak jauh berbeda dengan bentuknya.
a.      Pesan (Apa informasi yang disampaikan?).
b.      Orang (Siapa yang menyampaikan informasi?).
c.      Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?).
d.      Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?).
e.      Teknik (Bagaimana informasi itu disampaikan?).
f.       Lingkungan/Latar (Dimana informasi itu disampaikan?).

C.  Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran[3]

Sesuai dengan klasifikasinya, maka setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihat menurut kemampuan media pembelajaran untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun pembauan/penciuman. Dari karakteristik ini, untuk memilih suatu media pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang guru pada saat melakukan proses belajar mengajar, dapat disesuaikan dengan suatu situasi tertentu. Media pembelajaran seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tujuan praktis yang akan dicapai dapat dibedakan menjadi tiga kelompok.
1. Media Grafis
Media grafis adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi verbal. Simbol-simbol tersebut artinya perlu difahami dengan benar, agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil dengan balk dan efisien. Selain fungsi tersebut secara khusus, grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan ataumenghiasi fakta yang mungkin akan cepat terlupakan bila tidak digrafiskan (divisualkan). Bentuk-bentuk media grafis antara lain adalah: (1) gambar foto, (2) sketsa, (3) diagram, (4) bagan/chart, (5) grafik, (6) kartun, (7) poster, (8) peta, (10) papan flannel, dan (11) papan buletin.
2. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan melalui media audio dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, balk verbal maupun non-verbal. Bebarapa media yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok media audio antara lain: (1) radio, dan (2) alat perekam pita magnetik, alat perekam pita kaset.
3. Media Projeksi
Media projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalam art dapat menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis banyak digunakan juga dalam media projeksi diam. Media projeksi gerak, pembuatannya juga memerlukan bahan-bahan grafis, misalnya untuk lembar peraga (captions). Dengan menggunakan perangkat komputer (multi media), rekayasa projeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat dikerjakan hampir keseluruhannya menggunakan perangkat komputer. Untuk mengajarkan skill (keterampilan motorik) projeksi gerak mempunyai banyak kelebihan di bandingkan dengan projeksi diam. Beberap media projeksi antara lain adalah: (1) Film Bingkai, (2) Film rangkai, (3) Film gelang (loop), (4) Film transparansi, (5) Film gerak 8 mm, 16 mm, 32 mm, dan (6) Televisi dan Video.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Setyosari & Sihkabuden (2005) mengemukakan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri fisik.
2.      Sulaiman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan presepsi indra.
3.      R. Murry Thomas mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan pengalaman yang diperoleh.
4.      Gerlach dan Ely mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan penggunaannya.
5.      Rudy Bretz mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan unsur pokoknya.
6.      Edgar Dale dalam bukunya “Audio Visual Methode in Teaching”, mengklasifikasi media pembelajaran berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh orang yang belajar.
7.      Azhar Arshad (2006). Klasifikasi media pembelajran tidak jauh berbeda dengan bentuknya.


Daftar Pustaka